Kecil Tapi Berhasil, Sebuah Pesan Dari Kisah Yesus Memberi Makan 5000 orang

Dalam khotbahnya yang berjudul “Kecil Tapi Berhasil”Ps. Paul Rahardjo membawakan sebuah pesan yang sangat personal dan penuh pengharapan. Melalui penafsiran kisah Yesus memberi makan 5.000 orang, beliau menyoroti bagaimana hal-hal yang seringkali kita anggap remeh, kecil, atau tidak berarti, justru dapat menjadi katalisator bagi terjadinya mukjizat besar.

Pesan ini sungguh relevan bagi siapa saja yang merasa memiliki keterbatasan, namun ingin melihat karya Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya.

Berikut adalah highlight dari khotbah Ps. Paul Rahardjo yang berjudul “Kecil Tapi Berhasil” yang juga bisa kamu tonton langsung melalui video youtube di atas:

Pengalaman Pribadi (Paul yang Berarti Kecil)

Di awal khotbah, Ps. Paul Rahardjo berbagi bahwa namanya—Paul—memiliki arti ‘kecil’, sehingga beliau merasa khotbah kali ini (Minggu, 27 Juli 2025) sungguh personal baginya. Ia berharap khotbah ini membawa pengharapan bahwa modal yang kecil atau orang yang sederhana bisa menghasilkan karya yang besar.

Kisah Yesus Memberi Makan 5.000 Orang

Kemudian, Ps. Paul Rahardjo membahas kembali kisah Yesus memberi makan 5.000 orang dari Yohanes 6:1-13.
Ia tidak ingin menawarkan penafsiran baru, melainkan penafsiran personal yang lahir dari pengalamannya.

Tiga Hal Kecil yang Menghasilkan Mukjizat Besar

  • Bekal Kecil (KP1: Kecil Poinnya)

    Merujuk pada lima roti dan dua ikan yang merupakan bekal kecil milik seorang anak, padahal ada 5.000 pria dewasa yang harus diberi makan saat itu.

    Ps. Paul menekankan bahwa jumlah atau modal yang kecil sering diremehkan, namun Tuhan dapat menghasilkan sesuatu yang besar darinya. Ia memberi contoh kemenangan Jonatan Christie dalam bulu tangkis yang tertinggal jauh namun berhasil membalikkan keadaan [Epic Comeback Jonatan Christie vs Viktor Axelsen].

    Ia juga berbagi pengalamannya yang pesimis saat merintis Gereja Indonesia di Thailand*—kini BICT Church—karena jumlah WNI yang sedikit [01:08:01], namun Tuhan membuktikan bahwa hal kecil tidak menghalangi mukjizat besar.

  • Anak Kecil (KP2: Kecil Profilnya)

    Mengacu pada anak kecil yang rela memberikan bekalnya. Anak ini menunjukkan sikap tidak pelit, padahal anak-anak di budaya Yahudi zaman itu seringkali tidak diperhitungkan atau dipedulikan.

    Ps. Paul mengatakan bahwa pertolongan datang dari pihak yang tidak diduga. Ia membandingkannya dengan janda miskin di Markus:12 yang persembahannya kecil namun menjadi paling berharga di mata Tuhan.

  • Peran Kecil (KP3: Kecil Perannya)

    Merujuk pada Andreas, murid yang memperkenalkan anak kecil itu kepada Yesus. Andreas adalah saudara Petrus yang kurang fasih berbicara dan cenderung tersembunyi di balik layar, berperan sebagai “rasul pengantar”. Meskipun perannya tidak mentereng, tanpa Andreas, mukjizat Yesus memberi makan 5.000 orang, mungkin tidak terjadi.

    Ps. Paul menganalogikannya dengan pion dalam catur yang nilainya kecil namun bisa dipromosikan menjadi ratu jika gigih mencapai baris terakhir, mengajarkan agar tidak minder walau dengan latar belakang yang sederhana.

Tuhan Melibatkan Kita dalam Pekerjaan Besar

Ps. Paul Rahardjo menekankan bahwa Tuhan seringkali bertanya, “Apa yang ada padamu?” seperti yang terjadi pada Musa, Gideon, dan Daud. Ini menunjukkan bahwa Tuhan ingin melibatkan kita, meskipun dengan modal atau iman yang kecil, dalam pekerjaan besar—Nya. Ini adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan karena kita menjadi rekan sekerja Allah.

Pernyataan Iman

Di akhir khotbah, jemaat BICT Church diajak untuk menyatakan iman:

“Boleh kecil tapi berhasil,” dan “Boleh sederhana tapi membahana”.

*) Ps. Paul Rahardjo merupakan Mission Pastor pada awal-awal terbentuknya BIC Bangkok—kini BICT Church Thailand. Ibadah pertama pada tanggal 4 Februari 2001.

Scroll to Top